KUTOARJO_Bagian dari penerapan ketakwaan, seluruh Anak Binaan di Lembaga Pembinaan Khusus Anak Klas 1 Kutoarjo yang beragama islam melaksanakan kegiatan sholat jum'at berjamaah berbaur dengan pegawai di masjid Al-Ichwan, Jum'at (16/6).
Khotib sholat jum'at, Taufik Nugroho yang merupakan Kepala Seksi Registrasi dan Klasifikasi dalam khotbahnya mengajak seluruh Anak Binaan untuk bermuhasabah diri.
Muhasabah diri artinya introspeksi. Secara etimologis, muhasabah merupakan bentuk mashdar (bentuk dasar) dari kata hasaba-yuhasibu yang kata dasarnya hasaba-yahsibu atau yahsubu yang berarti menghitung. Orang akan mau melakukan muhasabah karena keyakinan bahwa Allah SWT akan menghitung amal semua hamba-Nya. Jika amal seseorang baik maka akan mendapatkan balasan dari Allah kebaikan juga. Dan sebaliknya jika amalan seseorang itu buruk maka balasan yang buruk juga dari Allah.
Dengan melakukan muhasabah diri seorang manusia akan membuka hati dan menyadari segala dosanya. muslim yang taat akan bertaubat dan tak mengulangi kesalahannya.
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
(QS. Al-Hasyr: 18).
Taufik menjelaskan, tujuan muhasabah diri yaitu menjadi hamba yang taqwa. Muhasabah akan membantu menghadapi berbagai rintangan yang dihadapi; Taubat. Muhasabah yang benar mengantarkan kepada taubat yang akan diawali dengan penyesalan; Menambah energi untuk beribadah. Energi tambahan yang dibutuhkan saat mengerjakan seluruh perintah Allah SWT.
Anak Binaan mengikuti rangkaian ibadah sholat jum'at dengan khusyuk. Kepala LPKA Kutoarjo, Teguh Suroso usai pelaksanaan sholat jum'at mengatakan bahwa kegiatan sholat jum'at merupakan implementasi pembinaan kerohanian khususnya agama islam. Selama menjalani masa pembinaan, Anak Binaan wajib melaksanakan kegiatan sholat wajib berjamaah lima waktu dan pembiasaan sholat duha.
"Diharapkan usai menjalani masa pidana nantinya, kebiasaan positif dan disiplin dalam ibadah, pendidikan sekolah, pembinaan kepribadian, dan bekal keterampilan bisa dibawa dalam kehidupan sehari-hari, tidak hanya saat menjalani masa pembinaan di LPKA." harap Teguh.(DW)
Copyright © 2022 Jurnalis Nasional Indonesia - All Rights Reserved.